Pemasaran berkelanjutan (sustainable
marketing) adalah filosofi untuk memenuhi kebutuhan semua pemangku
kepentingan termasuk pelanggan dengan tidak mengabaikan kebutuhan generasi yang
akan datang.
Dengan menggunakan filosofi ini, maka sasaran akhir dari suatu
kegiatan perusahaan atau organisasi tidak semata mata keuntungan ekonomi,
tetapi juga kinerja sosial dan lingkungan, atau dikenal dengan konsep triple
bottom line, yaitu profit, people dan planet atau 3 Ps. Dengan demikian maka
filosofi pemasaran yang berkelanjutan secara ringkas adalah penerapan kebijakan
4 P (product, promotions, price, place) untuk mencapai kinerja 3Ps tersebut.
Bagaimana caranya? Sederhanya, untuk
kebijakan produk sebaiknya perusahaan membuat produk sesuai dengan kebutuhan
pasar sehingga dapat mendatangkan laba, tetapi pada saat yang sama tidak
merugikan (bahkan sebaiknya menguntungkan) masyarakat dan lingkungan. Akibatnya
bisa saja penggunaan plastik sebagai pembungkus atau kantong belanja kita
kurangi dan diganti dengan kertas daur ulang, dan isu ini sudah mulai mendapat
perhatian di Indonesia.
Namun untuk menjalankan
sustainable marketing ini, pastilah ada tantangannya. Apa tantangannya bila
kita mau memerapkan prinsip pemasaran berkelanjutan? Kalau di Inggris,
perkembangan konsumen yang mementingkan produk yang baik dan bersahabat dengan
lingkungan semakin meningkat. Kelompok konsumen ini dikenal dengan ethical
consumers atau konsumen yang etis. Bila kelompok konsumen ini cukup
besar maka tentu akan menarik bagi perusahaan untuk menerapkan prinsip
pemasaran berkelanjutan karena pasarnya sudah ada dan cukup besar.
Namun di Indonesia, meskipun
tidak ada data akurat, diperkirakan kelompok konsumen etis ini masih sangat
kecil. Konsumen makanan organik sudah milai tumbuh tetapi jumlahnya belum
besar. Tetapi kalau kita menyadari bahwa kebutuhan akan pembangunan dan
pemasaran berkelanjutan, maka justru ini menjadi tantangan hingga perusahasan
yang menerapkannya saat ini akan menjadi pioneer, dan pioneer adalah mereka
yang sangat potensial untuk menjadi pemimpim pasar (market leader). Jadi
penerapan prinsip pemasaran berkelanjutan seyogyanya disertai dengan prinsip filosofi
pemasaran market driving dan bukan market driven. Perusahaanlah
yang harus melakukan inovasi, mendidik pasar atau konsumen kemudian menyebar
luaskan jasa dan produknya sehingga tersedia di pasar.
Pertanyaan besarnya, mengapa harus
menerapkan pemasaran berkelanjutan? Dengan menerapkan prinsip pemasaran
berkelanjutan, perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan dan
pemangku kepentingan, sasaran organisasi juga dapat dicapai dan semua dilakukan
dengan cara yang ramah lingkungan sehingga kepentingan generasi yang akan
datang tak terabaikan begitu saja.
Lalu apa keuntungan jangka
pendeknya bagi perusahaan? Prinsip ini dapat menjadi pembeda (diferensiasi)
merek atau perusahaan dengan pesaing, dapat mendidik pasar, mendorong timbulnya
inovasi dan kreatifitas, mengidentifikasi peluang baru di pasar dan banyak
lagi.
Charles Darwin pakar yang sudah terkenal, pernah mengatakan
bahwa bukanlah makhluk yang terkuat atau terpandai yang dapat bertahan hidup,
melainkan mereka yang responsif terhadap perubahan. Mudah mudahan akan banyak
perusahaan di Indonesia yang akan dikenang oleh anak cucu kita kelak sebagai
perusahaan yang responsif dan bertanggung jawab dalam mengembangkan strategi
pemasarannya – dan semua ini tergantung pucuk pimpinannya.