https://www.youtube.com/channel/UCpMCoOBh-V2x9grUce_AEIg/
Jika Anda berkunjung ke Kabupaten Siak di Riau, Anda akan menjumpai nama jalan raya berupa nama orang dengan gelar datuk. Misalnya, ada nama Jl Datuk Lima Puluh, Jl Datuk Kampar dan Jl Datuk Pesisir. Mereka bukan orang sembarangan lho, melainkan orang super penting dalam sejarah Kesultanan Siak.
Jika Anda berkunjung ke Kabupaten Siak di Riau, Anda akan menjumpai nama jalan raya berupa nama orang dengan gelar datuk. Misalnya, ada nama Jl Datuk Lima Puluh, Jl Datuk Kampar dan Jl Datuk Pesisir. Mereka bukan orang sembarangan lho, melainkan orang super penting dalam sejarah Kesultanan Siak.
Sejarahnya, Kesultanan Siak
didirikan pada 1723 M oleh Raja Kecik yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmad
Syah (berkuasa 1723-1746), putra Raja Johor Sultan Mahmud Syah. Pada 1750, Raja
Buang Asmara yang jadi Sultan Siak II (berkuasa 1746-1765) memindahkan ibukota
kerajaan dari Buantan ke hulu Sungai Siak. Saat itulah Kerajaan Siak bernama
Kerajaan Siak Sri Indrapura.
Siak Sri Indrapura masa kini
adalah nama Ibu Kota Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Kota ini dapat dicapai
lewat jalur darat atau menghiliri Sungai Siak dari Pekanbaru menggunakan kapal
cepat dengan waktu 2-3 jam.
Selidik punya selidik dari
berbagai informasi yang dihimpun, rupanya itu adalah nama para pembesar
Kesultanan Siak pada zaman dahulu yang tergabung dalam Dewan Kerajaan yang
diangkat oleh Raja Kecil. Dewan Kerajaan berfungsi sebagai pelaksana
pemerintahan dan penasihat utama sultan.
Dewan Kerajaan terdiri dari empat
orang dari Pagaruyung, yakni Datuk Lima Puluh, Datuk Tanah Datar, Datuk
Pesisir, dan Datuk Kampar, ditambah dengan Datuk Laksamana. Nama datuk-datuk
tersebut sekarang diabadikan menjadi nama-nama jalan di dekat Istana.
Dewan Kerajaan merupakan lembaga
tertinggi dalam kerajaan. Dewan inilah yang berwenang dalam menentukan
pengganti sultan. Sistem tersebut berlangsung hingga tahun 1784, ketika Sultan
Yahya yang jadi Sultan Siak VII mengakhiri masa jabatannya.
Selain itu, ada juga
pembesar-pembesar kerajaan yang bertugas membantu Sultan, terdiri dari Panglima
Perang, Datuk Hamba Raja, Datuk Bintara Kiri, Datuk Bintara Kanan, dan Datuk
Bendahara. Sedangkan pemerintahan di daerah-daerah dipegang Kepala Suku yang
bergelar Penghulu, Orang Kaya, dan Batin.
Jalan-jalan ke Kabupaten Siak,
wisatawan bisa melihat berbagai peninggalan sejarah kesultanan yang menarik.
Dengan kisah semenarik ini, kita jadi tidak penasaran dari mana nama-nama jalan
raya di Kabupaten Siak berasal.