Komunikasi Keuangan yang Buruk? Inilah Akibatnya bagi Perusahaan!
Komunikasi keuangan (financial communication) adalah elemen kunci dalam menjaga stabilitas dan kepercayaan di dunia bisnis. Namun, ketika komunikasi ini buruk—tidak transparan, tidak akurat, atau terlambat—konsekuensinya bisa sangat merugikan. Investor kehilangan kepercayaan, harga saham berfluktuasi liar, dan perusahaan bisa menghadapi masalah hukum yang serius. Sayangnya, banyak perusahaan masih mengabaikan pentingnya komunikasi keuangan yang baik, yang akhirnya merusak reputasi dan daya saing mereka di pasar.
Menurut penelitian Abunike & Onyinye (2025), kurangnya komunikasi keuangan yang efektif dapat menyebabkan misinformasi, manipulasi pasar, dan bahkan kebangkrutan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami risiko dari komunikasi keuangan yang buruk dan mencari cara untuk memperbaikinya sebelum terlambat.
1. Kehilangan Kepercayaan Investor dan Volatilitas Harga Saham
Investor mengandalkan komunikasi keuangan untuk membuat keputusan yang tepat mengenai investasi mereka. Ketika perusahaan gagal menyampaikan laporan keuangan yang transparan dan tepat waktu, investor mulai meragukan kredibilitas perusahaan tersebut.
Penelitian oleh Dong & Kaniadakis (2025) menunjukkan bahwa perusahaan yang tidak memiliki komunikasi keuangan yang jelas mengalami volatilitas saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang menjaga keterbukaan informasi. Contoh nyata adalah kasus Enron, yang menyembunyikan kerugian keuangan mereka melalui praktik akuntansi yang tidak transparan. Begitu skandal ini terungkap, saham Enron anjlok dari $90 menjadi kurang dari $1 dalam hitungan bulan, menyebabkan kebangkrutan yang menghancurkan ribuan investor.
Selain itu, investor institusional, seperti dana pensiun dan perusahaan ekuitas, cenderung menghindari perusahaan dengan komunikasi keuangan yang tidak dapat diandalkan. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan perusahaan karena mereka kehilangan akses ke modal yang dibutuhkan untuk ekspansi bisnis.
2. Potensi Sanksi Hukum dan Regulasi yang Ketat
Perusahaan yang tidak mematuhi regulasi komunikasi keuangan dapat menghadapi sanksi hukum yang berat. Di banyak negara, otoritas keuangan seperti Securities and Exchange Commission (SEC) di Amerika Serikat atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia mengharuskan perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan yang akurat dan transparan.
Menurut Nwala (2025), perusahaan yang memberikan informasi keuangan yang salah atau menyesatkan dapat dikenakan denda besar atau bahkan tuntutan hukum. Contohnya adalah kasus Volkswagen, di mana perusahaan memberikan informasi yang menyesatkan tentang tingkat emisi kendaraan mereka. Skandal ini tidak hanya mengakibatkan denda miliaran dolar tetapi juga menurunkan reputasi merek mereka secara drastis.
Kegagalan dalam mematuhi regulasi juga dapat menyebabkan delisting dari bursa saham, yang akan semakin memperburuk kondisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu, kepatuhan terhadap standar pelaporan keuangan seperti IFRS (International Financial Reporting Standards) atau GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) sangat penting untuk menghindari sanksi hukum.
3. Gangguan dalam Operasional dan Pengambilan Keputusan Manajemen
Komunikasi keuangan yang buruk tidak hanya berdampak pada investor dan regulator tetapi juga mengganggu operasional internal perusahaan. Manajemen yang tidak memiliki data keuangan yang akurat akan kesulitan dalam mengambil keputusan strategis yang berbasis data.
Menurut Al-Tarawneh & Al-Badawi (2025), perusahaan yang tidak memiliki sistem komunikasi keuangan yang efektif sering kali mengalami kesalahan dalam perencanaan anggaran, ketidakseimbangan likuiditas, dan masalah dalam pengelolaan utang. Sebagai contoh, perusahaan yang gagal memberikan proyeksi keuangan yang realistis dapat mengambil keputusan ekspansi yang tidak didukung oleh data yang valid, yang berujung pada krisis keuangan internal.
Selain itu, karyawan juga terpengaruh oleh komunikasi keuangan yang buruk. Ketidakpastian keuangan yang diakibatkan oleh informasi yang tidak jelas dapat menyebabkan ketidakstabilan di dalam organisasi, meningkatkan tingkat stres, dan menurunkan produktivitas karyawan.
Kesimpulan
Komunikasi keuangan yang buruk memiliki dampak yang luas, mulai dari hilangnya kepercayaan investor hingga sanksi hukum dan gangguan operasional. Untuk menghindari risiko ini, perusahaan harus memastikan bahwa mereka memiliki sistem komunikasi keuangan yang transparan, akurat, dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Perusahaan yang ingin bertahan dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang kompetitif harus menganggap komunikasi keuangan sebagai bagian integral dari strategi bisnis mereka. Dengan pendekatan yang tepat, mereka dapat menjaga reputasi mereka, mempertahankan kepercayaan investor, dan memastikan stabilitas jangka panjang.
Referensi
- Abunike, U.E., & Onyinye, I.A. (2025). Exploring the Relationship Between Organizational Culture and White-Collar Crime in Financial Institutions in Anambra State. AMAMIHE Journal of Applied Philosophy. Link
- Dong, H., & Kaniadakis, A. (2025). Investigating Older Adults' Response to Climate Change. International Journal of Environmental Research and Public Health. Link
- Nwala, M.N. (2025). Effect of Sustainability Reporting on Financial Performance of Listed Telecommunications Companies in Nigeria. UMM Journal of Accounting and Financial Management. Link
- Al-Tarawneh, A., & Al-Badawi, M. (2025). Bridging Language Divides: Translation and Its Impact on International Trade Flows. Springer. Link