Langsung ke konten utama

Sampai kapan Merpati Airlines akan diam?


Maskapai penerbangan PT Merpati Nusantara Airlines menyatakan sedang kesulitan pendanaan sehingga terpaksa tidak terbang. Sejumlah pelaku industri penerbangan justru mengaku tak masalah jika Merpati terpaksa ditutup seterusnya.

"Kenapa harus dipertahankan? Biaya yang digunakan oleh Merpati toh subsidi semua," kata praktisi industri penerbangan, Bayu Sutanto, kepada wartawan di WhiteSky Aviation Halim Perdana Kusuma, Rabu, 5 Februari 2014. 


Bayu mengatakan, sebagai sebuah badan usaha milik negara, Merpati tidak pernah meraup untung. Malahan, Merpati justru menghabiskan duit negara karena harus berkali-kali disuntikkan modal. "Kalau namanya aset itu ya harusnya menghasilkan uang. Kalau enggak malah menjadi beban karena artinya yang tidak naik pesawat ikut nyumbang," ujarnya. 

Bahkan, Bayu membantah jika alasan untuk mempertahankan Merpati adalah aktivitas penerbangannya selama ini yang selalu membuka rute perintis. Merpati hanya melayani sekitar 10 persen dari rute-rute penerbangan perintis di Indonesia. "Dulu memang iya pada 1970-an, tapi sekarang enggak lagi. Ada maskapai lain yang membuka rute perintis," ujarnya.

Skenario restrukturisasi yang dirancang Menteri BUMN Dahlan Iskan pun dinilai lamban untuk menyelamatkan maskapai pelat merah tersebut. Dahlan memprediksi, penerbangan maskapai tersebut bakal normal setidaknya dalam 3 bulan ke depan.

Namun, Sekjen Forum Pegawai Merpati (FPM) Ery Wardhana mengatakan, saat ini pesawat yang bisa dioperasikan Merpati tinggal 4 unit. Padahal, biaya operasional yang dikeluarkan tiap bulannya mencapai Rp 150 miliar.

"Pesawat kami saat ini tinggal empat, pesawat jet," kata dia di kantor Merpati, Jakarta, Selasa (4/2/2014).

Dengan demikian, Merpati harus segera memberitahukan kepada para stakeholder. Hal itu untuk menjaga komunikasi dan informasi untuk bisnis Merpati di masa mendatang.


Krisis dapat dialami oleh berbaga organisasi, termasuk juga bisnis penerbangan. Bila tidak dikelola, lebih jauh krisis dapat mengakibatkan menurunnya kepercayaan publik terhadap organisasi. Bagaimana cara menghadapi bahkan mengubah krisis menjadi peluang meningkatkan citra lembaga dimata publik? Akan menjadi tantang Merpati Airline.


Krisis ini sesungguhnya sudah lama terjadi. Maskapai ini menderita kerugian dan terlilit utang dari miliaran hingga triliun rupiah. Salah satunya adalah utang biaya pembelian bahan bakar avtur.

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sudah lama berusaha memulihkan perusahaan ini. Segala cara ditempuh demi menyelamatkan maskapai yang dulunya terkenal terbang sampai ke pelosok negeri itu. Dari pergantian jajaran direksi, membentuk anak usaha, hingga mencari investor baru yang mau membenam uang di situ.

Sayang semua upaya itu belum sanggup menerbangkan Merpati keluar dari krisis. Masalah juga kian banyak. Dari ancaman kepailitan, mogok kerja karyawan karena gajinya belum dibayar, hingga tuntutan pergantian direksi kembali mendera perusahaan yang berdiri pada 6 September 1962 lalu itu.

Konflik dan perpecahan internal sudah menjadi karakteristik perusahaan yang sedang "sakit". Dan itulah yang terjadi dengan perusahaan penerbangan ini. 

Postingan populer dari blog ini

Pemberdayaan Masyarakat dan Bias Program Pembangunan

Jakarta, 1 Juli 2014 (Ujang Rusdianto) - Bukan pembahasan baru, jika pemberdayaan masyarakat harus pula melibatkan masyarakat di dalamnya. Sudah seharusnya pula, bahwa pembangunan di berbagai bidang sekarang ini menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat. Hal ini merupakan upaya meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan. Harus kita akui, keberhasilan suatu program pembangunan baik ditingkat pusat maupun daerah tidak terlepas dari peran serta masyarakat, sebab peran serta masyarakat yang diabaikan dalam pembangunan, rentan dengan penyimpangan-penyimpangan terhadap tujuan dari pembangunan yaitu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan dilibatkannya masyarakat dalam pembangunan diberbagai sektor, diharapkan akan kembali memberikan manfaat kepada masyarakat, dimana masyarakat berkesempatan memberikan pengawasan terhadap pembangunan yang sedang berlangsung. Selain itu, motivasi untuk menjaga dan memelihara hasil-hasil pemban...

Stakeholder Relations (2) : Mengkategorikan Stakeholder Organisasi

Jakarta, 25 Juni 2014 (Ujang Rusdianto) - Siapa saja yang dapat dianggap sebagai stakeholder yang sah terhadap operasi perusahaan? Untuk menentukan siapa stakeholders perusahaan Anda, maka sebuah organisasi harus melakukan stakeholders mapping atau analisa stakeholders , atau sebagian menyebutnya pemetaan stakeholders.   Menurut Stakeholder Saliance Model , pengelompokan stakeholder dapat dilakukan berdasarkan tipe sesuai kemampuan mempengaruhi suatu organisasi berdasarkan power, legitimasi dan urgensi yang dimilikinya (Cornelison, 2009 : 50). Model ini sekaligus menunjukkan bahwa pengenalan stakeholder tidak sekedar menjawab pertanyaan siapa stekholder suatu isu tapi juga sifat hubungan stakeholder dengan issu, sikap, pandangan, dan pengaruh stakeholder itu. Legitimasi berkaitan dengan individu/kelompok yang dianggap sah dan berhubungan dengan organisasi. Power terkait kekuatan atau pengaruh yang dimiliki oleh individu/kelompok tersebut. Sedangkan urgency terkait i...

Lebih Dekat dengan Cinematography

Jakarta, 27 Juni 2014 (Ujang Rusdianto) - Membincang istilahnya, cinematography (sinematografi) terdiri dua frasa, yaitu “Cinema” berarti Gerak dan “Graphy” berarti menulis, dengan kata lain menulis dalam gerak (written in motion). Maka sinematografi dapat diartikan sebagai proses pengambilan ide, kata-kata, aksi, emosi, nada dan segala aspek non-verbal yang ditampilkan dalam bentuk visual. Didalam sinematografi terdapat tool of cinematografi. Apa saja? Untuk menjawab pertanyaan ini setidaknya ada enam tools, yaitu : Frame, Lens, Lights and Colour, Texture, Movement dan Point of View (POV). Pertama, frame. Framing merupakan pembagian adegan berdasarkan sudut pandang, posisi kamera, persepsi cerita yang ditampilkan dalam sebuah shoot. Kedua. Lens, merupakan bagaimana sebuah gambar mewakili sudut pandang mata. Ketiga, Lights and Colour. Merupakan penggunaan warna dan pencahayaan dalam sebuah pengambilan gambar. Keempat, Texture. Menampilkan detil dari sebuah shoot. Kelima, Mo...