Jakarta, 13 Juli 2014 (Ujang Rusdianto) - Konsep bangunan ramah
lingkungan atau green building kini menjadi tren di dunia. Inilah yang terus
diaplikasikan pada pengembangan properti saat ini, termasuk di Indonesia. Bangunan
ramah lingkungan ini mempunyai kontribusi menahan laju pemanasan global dengan
membenahi iklim mikro.
Yang menarik, green architecture ini ternyata mampu diaplikasikan
pada bangunan Kedai Kopi. Sebuah studio arsitektur asal Vietnam - a21studio,
membuktikan bahwa bangunan yang hampir seluruh bagiannya dibuat dari material
hasil daur ulang tetap bisa tampil menarik.
Studio tersebut membuat Salvaged Ring, kedai kopi (coffee house) di
Nha Trang, Vietnam. Sesuai namanya, Salvaged Ring merupakan bangunan berbentuk melengkung
dan dibuat dari kayu hasil daur ulang.
Kedai berukuran 360m2 itu berada di area seluas 1620m2. Lokasinya
berada di kota Nja Trang, Vietnam. Penggunaan bahan-bahan alami, seperti kayu,
batu, dan daun kelapa, untuk kedai tersebut membuatnya dengan mudah menyatu
dengan lingkungan pedesaan di sekitarnya.
Menurut arsitek yang terlibat dalam pembuatan kedai kopi ini - Toan
Nghiem, pemilik kedai merupakan pengrajin kayu. Sang pemilik punya setumpuk
kayu-kayu bekas atau kayu sisa yang tidak terpakai. Daripada terbuang begitu
saja, dia ingin agar kayu-kayu sisanya digunaan untuk kedai kopi tersebut.
Rangka kayu menyangga atap yang melingkar dari daun kelapa, mulai
dari bagian pintu masuk di dekat jalan raya, hingga bagian penuh kursi dan meja
untuk para tamu. Uniknya, meski dibangun dari bahan yang relatif sederhana,
kedai kopi ini memiliki split-level dan menambah daya tarik bagi pengunjungnya.
Pengaturan interior kafe, serta penggunaan kayu rupanya merupakan
salah satu praktik arsitektur tradisional Vietnam. A21studio menggunakan teknik
pengerjaan kayu, tanggam dan sendi tenon, untuk menghubungkan bagian-bagian
berbagai ukuran dan membangun rangka kedai tersebut. Hal ini juga berarti para
arsitek tidak memerlukan kayu tambahan untuk membangunnya.