Tangerang Selatan, 25 Maret 2016 (Ujang
Rusdianto) - Mau tidak mau, Indonesia harus bersiap menjalankan program
Sustainability Development Goals (SDGs) dari PBB hingga tahun 2030 nanti. SDGs
merupakan kelanjutan dari program Millenium Development Goals (MDGs), juga dari
PBB, yang dicanangkan berlaku di Indonesia sejak tahun 2000 hingga 2015. Program
ini bercita-cita untuk menghapus kemiskinan di dunia.
Namun berbeda dengan MDGs, program
SDGs menaruh perhatian bukan hanya pada pengembangan manusia (human development),
tetapi juga pengembangan ekonomi dan lingkungan sebagai bagian dari agendanya. Jika
MDGs yang bersifat top-down, SDGs disusun dengan melibatkan negara-negara yang
memberlakukan SDGs, baik itu dari pemerintah maupun masyarakat sipil. Hasil dari pelibatan itu adalah 17 indikator
yang mesti dicapai negara pemberlaku SDGs dalam 15 tahun ke depan.
Jika melihat
tujuan dari SDGs, sebenarnya ada banyak tujuan dari konsep SDGs. Tetapi ada
tiga tujuan penting yang perlu mendapat perhatian kita bersama. Apa saja? Pertama,
SDGs diharapkan bisa mengakhiri segala bentuk kemiskinan di semua negara
manapun. Kedua,
SDGs bertujuan mengakhiri segala bentuk kelaparan, mencapai ketahanan pangan
dan meningkatkan gizi dan mendorong pertanian secara berkelanjutan.
Ketiga, target SDGs adalah menjamin adanya
kehidupan yang sehat, serta mendorong kesejahteraan untuk semua orang di dunia
pada semua usia.
Target utama SDGs
adalah mengentaskan kemiskinan. Tapi, Indonesia akan menggunakan tiga indikator
terkait dengan dokumen SDGs, yaitu pembangunan manusia atau human development
yang meliputi pendidikan dan kesehatan, lingkungan dalam skala kecil atau
social economic development dan lingkungan yang besar atau environmental
development berupa ketersediaan kualitas lingkungan dan sumber daya alam yang
baik.