Jakarta, 12 Juli 2013 - Komunikasi terintegasi semakin banyak
dilakukan perusahaan sebagai strategi komunikasi perusahaan untuk menciptakan
reputasi, dan memperoleh citra baik (good image) dari para pemangku
kepentingan (stakeholder). Perusahaan dengan segenap potensi yang
dimiliki-nya, terus mengoptimalkan seluruh komponen yang berhubungan langsung
maupun melalui media untuk dapat berkomunikasi dengan stakeholder.
Mengintegrasikan strategi komunikasi
perusahaan memang membutuhkan biaya yang mahal – meski tidak selalu. Namun,
penulis juga meyakini, bila komunikasi perusahaan dilakukan dengan baik dan
berkesinambungan, hal ini akan sangat menguntungkan bagi perusahaan. Akhirnya
biaya besar yang dikeluarkan itu pun akan menjadi investasi jangka panjang bagi
perusahaan.
Mencermati komunikasi terintegrasi yang
dilakukan PT Adaro Energy Tbk menjadi suatu hal yang menarik. Pasalnya,
perusahaan ini bergerak di bidang pertambangan batu bara dan perusahaan yang
menjalankan B-to-B (business to business). Dalam hal ini, menjual batu
bara tentu berbeda dengan menjual sabun mandi. Namun, Adaro telah sukses
mengimplementasikan komunikasi integrasi mereka tanpa melakukan hard
selling.
Evirocoral, merek dagang batu bara
Adaro, memang memiliki beberapa keunggulan. Batu bara ini memiliki kandungan
abu 1-2,5%, nitrogen 0,9%, dan sulfur 0,1%. Bahan baku energi dengan emisi gas
dan partikel udara yang rendah ini juga ramah lingkungan. Keunggulan lainnya,
dapat menghasilkan pengapian yang stabil dan sempurna dengan efisiensi
pembakaran pembakaran melebihi 99,7% sehingga menurunkan biaya operasional.
Tahun 2010, tema “Creating
Maximum Sustainable Value” merupakan strategi dan alat Adaro yang ditunjukkan
pada calon pembeli maupun para investor saham Adaro. Dalam praktis
komunikasinya, Adaro melakukan promosi yang sifatnya lunak (iklan media) dan
lebih mengarah pada para pemangku kepentingan, seperti ucapan selamat hari
raya, tahun baru, dan ucapan lainnya.
Selain melakukan personal
selling dan direct selling untuk produk batu bara,
Adaro juga melakukan Corporate Social Responsibility (CSR).
Untuk mendukung pelaksanaan CSR, Adaro juga mendirikan Yayasan Adaro Energi.
Ketika CSR perusahaan tidak banyak menyoroti masalah HIV/AIDS, yayasan ini
justru sukses dengan kampanye-nya. Strategi usaha dan program CSR yang
dilakukan pun banyak memperoleh apresiasi dan penghargaan dari para pemangku
kepentingan, seperti Adaro Platts Award yang juga
dikomunikasikan pada stakeholder melalui iklan.
Dalam pendekatan strategik, fungsi
komunikasi PT Adaro Energy dapat dilihat meliputi banyak subfungsi – dari
komunikasi citra dan identitas, iklan dan advokasi, hingga komunikasi pemasaran
dengan melakukan soft selling. Fungsi komunikasi ditujukan sebagai
penghubung antara perusahaan dan stakeholders untuk
menciptakan dan memelihara image perusahaan,
memantau, mengkaji dan tanggap terhadap sikap dan persepsi terhadap pendapat
khalayak, serta menjalin hubungan baik dengan lembaga-lembaga terkait termasuk
media.
Analisis lebih lanjut, kesuksesan komunikasi
Adaro telah ditentukan oleh pemilihan isu yang tepat. Dalam hal ini produk batu
bara yang ramah lingkungan. Pemilihan isu yang relevan akan
memperkuat reputasi, sebaliknya pemilihan isu yang tidak relevan akan
membuang-buang dana. Faktor lainnya, adanya pertimbangan perusahaan yang
berorientasi pada kebutuhan konsumennya, seperti menawarkan produk yang memiliki
nilai lebih. Pengetahuan perusahaan akan kebutuhan para pembeli telah
menjadi dasar dalam penyusunan dan pemilihan isu.
Ujang Rusdianto, S.I.Kom, M.IKom
Praktisi Komunikasi/Konsultan CSR