Langsung ke konten utama

Optimalisasi ICT dalam Komunikasi CSR

Jakarta, 18 September 2014 - Perkembangan teknologi informasi komunikasi (TIK) atau lazim disebut sebagai Informations communication technologie (ICT) saat ini telah melampaui masa konvergensi (perpaduan berbagai teknologi kedalam satu teknologi cangih) yang semakin cepat, portable, nirmassa dan easy use.

Perkembangan ICT memiliki konsekuesni yang dapat dipredksi dan diinginkan sehingga memberikan andil kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan termasuk di dalamnya dalam pola manajemen perusahaan serta aspek-aspek yang memiliki keterkaitan dengan pengelolaan perusahaan.
Ketika teknologi internet mulai booming dan web menjadi salah satu fasilitas yang populer untuk digunakan dalam penyampaian informasi kepada publik, maka kepememilikan web dalam suatu perusahaan memberikan andil menaikkan “gengsi” citra perusahaan sebagai perusahaan modern dan bersifat global. Pada saat yang bersamaan popularitas e-mail menghilangkan korespondensi konvensional dalam perusahaan baik secara internal maupun eksternal sehingga terjadi efisiensi dalam waktu korespondensi serta pengurangan budgeting ongkos korespondensi yang juga menampilkan citra global.
Konsekuensi penggunaan web dalam perusahaan tidak berhenti hanya pada penyampaian informasi kepada publik saja tetapi pada akhirnya memunculkan konsep-konsep baru dalam aplikasinya. Yang paling populer dan menjadi euforia pada tahun 2006 adalah munculnya istilah e-PR (electronic Public Relations) atau kemudian juga disebut sebagai cyber PR. Meskipun beberapa pakar PR lebih memandang cyber PR sebagai media dalam penyebarluasan PR konvensional namun pada akhirnya cyber PR menunjukkan eksistensi lebih daripada hal tersebut.
Pembahasan cyber PR memang telah menjadi buzzword dikalangan akademisi maupun praktisi PR, namun belum mencapai kepada detail pemanfaatannya dalam berbagai aspek program PR. Salah satu aspek PR yang belum banyak diungkapkan adalah bagaimana memanfaatkan ICT untuk keperluan Corporate Social Responsibilty (CSR) perusahaan.
Buku Cyber CSR ini mampu mengisi kekurangan dari berbagai diskusi, seminar, dan artikel pemanfaatan ICT dalam rangka pelaksanaan program CSR perusahaan. Uraian yang detail pemanfaatan ICT dalam kerangka pelaksanaan CSR pada buku ini dapat membantu para praktisi PR untuk mengaplikasikan ICT dalam pemenuhan pelaksanaan program CSR pada perusahaan mereka. Apresiasi lain yang bisa diberikan dari buku ini juga memberikan landasan pemanfaatan ICT dalam aktivitas PR serta dampak positif penggunaan ICT dalam ranah PR secara umum dan CSR secara khusus yang saya yakin belum terpikirkan oleh banyak praktisi PR.
Kemanfaatan dari buku ini bukan hanya untuk mereka para praktisi PR namun juga dapat digunakan sebagai buku referensi para mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Public Relations karena masih langkanya buku referensi yang mengkaji sudut pandang CSR dengan memanfaatkan ICT. Pada sisi yang lain buku ini juga dapat digunakan oleh para praktisi di bidang Informations Technologie (IT) sebagai stimulus ide dan gambaran dalam pembuatan program software yang mensupport dan memiliki keterkaitan dengan aktivitas CSR di perusahaan.

Edwi Arief Sosiawan

Akademisi Psikologi Komunikasi dan ICT
di berbagai PTN dan PTS di Yogyakarta

 

Postingan populer dari blog ini

Pemberdayaan Masyarakat dan Bias Program Pembangunan

Jakarta, 1 Juli 2014 (Ujang Rusdianto) - Bukan pembahasan baru, jika pemberdayaan masyarakat harus pula melibatkan masyarakat di dalamnya. Sudah seharusnya pula, bahwa pembangunan di berbagai bidang sekarang ini menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat. Hal ini merupakan upaya meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan. Harus kita akui, keberhasilan suatu program pembangunan baik ditingkat pusat maupun daerah tidak terlepas dari peran serta masyarakat, sebab peran serta masyarakat yang diabaikan dalam pembangunan, rentan dengan penyimpangan-penyimpangan terhadap tujuan dari pembangunan yaitu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan dilibatkannya masyarakat dalam pembangunan diberbagai sektor, diharapkan akan kembali memberikan manfaat kepada masyarakat, dimana masyarakat berkesempatan memberikan pengawasan terhadap pembangunan yang sedang berlangsung. Selain itu, motivasi untuk menjaga dan memelihara hasil-hasil pemban...

Stakeholder Relations (2) : Mengkategorikan Stakeholder Organisasi

Jakarta, 25 Juni 2014 (Ujang Rusdianto) - Siapa saja yang dapat dianggap sebagai stakeholder yang sah terhadap operasi perusahaan? Untuk menentukan siapa stakeholders perusahaan Anda, maka sebuah organisasi harus melakukan stakeholders mapping atau analisa stakeholders , atau sebagian menyebutnya pemetaan stakeholders.   Menurut Stakeholder Saliance Model , pengelompokan stakeholder dapat dilakukan berdasarkan tipe sesuai kemampuan mempengaruhi suatu organisasi berdasarkan power, legitimasi dan urgensi yang dimilikinya (Cornelison, 2009 : 50). Model ini sekaligus menunjukkan bahwa pengenalan stakeholder tidak sekedar menjawab pertanyaan siapa stekholder suatu isu tapi juga sifat hubungan stakeholder dengan issu, sikap, pandangan, dan pengaruh stakeholder itu. Legitimasi berkaitan dengan individu/kelompok yang dianggap sah dan berhubungan dengan organisasi. Power terkait kekuatan atau pengaruh yang dimiliki oleh individu/kelompok tersebut. Sedangkan urgency terkait i...

Lebih Dekat dengan Cinematography

Jakarta, 27 Juni 2014 (Ujang Rusdianto) - Membincang istilahnya, cinematography (sinematografi) terdiri dua frasa, yaitu “Cinema” berarti Gerak dan “Graphy” berarti menulis, dengan kata lain menulis dalam gerak (written in motion). Maka sinematografi dapat diartikan sebagai proses pengambilan ide, kata-kata, aksi, emosi, nada dan segala aspek non-verbal yang ditampilkan dalam bentuk visual. Didalam sinematografi terdapat tool of cinematografi. Apa saja? Untuk menjawab pertanyaan ini setidaknya ada enam tools, yaitu : Frame, Lens, Lights and Colour, Texture, Movement dan Point of View (POV). Pertama, frame. Framing merupakan pembagian adegan berdasarkan sudut pandang, posisi kamera, persepsi cerita yang ditampilkan dalam sebuah shoot. Kedua. Lens, merupakan bagaimana sebuah gambar mewakili sudut pandang mata. Ketiga, Lights and Colour. Merupakan penggunaan warna dan pencahayaan dalam sebuah pengambilan gambar. Keempat, Texture. Menampilkan detil dari sebuah shoot. Kelima, Mo...