Tangerang, 26 Maret 2016 (Ujang Rusdianto) - Sejatinya, masyarakat
sangat memerlukan data ataupun informasi terkait lingkungan, akan tetapi
kondisi sumber data yang kurang terkoordinir, kualitas data yang kurang banyak
data yang belum bisa diperoleh, membuat orang menjadi seolah kurang
memanfaatkan informasi.
Informasi secara
sederhana adalah suatu kesatuan pernyataan pandangan, fakta, konsep atau ide,
yang berhubungan erat dengan pengetahuan, yang mana apabila informasi tersebut
diasimilasikan, dikorelasikan dan dimengerti akan menjadi suatu pengetahuan.
Informasi tersebut dapat berupa : pengetahuan baru; teori; prinsip; ide;
teknologi baru, desain baru; produk baru; proses; prototif; penyempurnaan;
metode. Sedangkan sistem informasi adalah suatu sistem formal mengenai hal
melaporkan, menggolongkan dan menyebarkan informasi kepada orang-orang yang
tepat.
Secara teoritis, ada
beberapa bentuk dari sistem informasi. Davis (1974 : 57) dengan baik
menjelaskan bentuk-bentuk sistem informasi. Pertama, sistem informasi
deterministik adalah sistem informasi yang dalam operasinya dapat menentukan
hasilnya secara tepat. Kedua, sistem informasi probabilistik adalah sistem
informasi yang dalam operasinya tak dapat diduga hasilnya secara pasti. Kedua
bentuk sistem informasi ini, sebaiknya dipadukan dalam proses pembangunan
berkelanjutan.
Dalam beberapa kasus,
sering kali terjadinya pencemaran lingkungan, ataupun dampaknya seperti
keracunan makanan misalnya, lebih dahulu dideteksi para wartawan dan para ahli
lingkungan hidup mengetahuinya dari bacaan surat kabar. Memang keadaan
keracunan itu jauh dari dramatis, karena terjadinya khronis, perlahan, dan
sulit dideteksi masyarakat awam.
Dengan demikian.
pemantauan lingkungan itu penting mengingat pula bahwa secara dinamis dan orang
belum tahu persis apa sebenarnya efek kualitas lingkungan tertentu terhadap
kesehatan masyarakat. Karena kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) pembangunan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia. Namun, di negara berkembang misalnya, manfaaat pembangunan tersebut sepertinya
belumlah merata, karena laju perkembangan IPTEK di negara maju begitu cepat
sehingga negara berkembang belum mampu untuk mengantisipasi dan
mengaplikasikannya secara cepat.
Kabar baiknya, Indonesia telah
beritikad untuk melaksanakan pembangunan berkesinambungan yang berwawasan
lingkungan seperti telah diuraikan di bab ketiga, dimana setiap pembangunan ditujukan untuk
meningkankan manfaat (dampak positif), dan mengurangi resiko (dampak negatif)
yang tanpa direncanakan merupakan dampak dari setiap rencana kegiatan
pembangunan.
Karena itu Indonesia di
dalam proses pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
kualitas manusia, berbeda dengan negara-negara berkembang, karena Indonesia,
proses pembangunan yang meningkatkan kualitas material, tetapi memperhatikan
kualitas spritual tetap manusia, yang selaras dan seimbang dengan lingkungan
alam.
Jika melihat perkembangan
di masa lalu, pada tahun 1989, informasi ENSICNET masih terbatas pada
masalah penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan, kemudian dikembangkan
menjadi sistem informasi lingkungan. ENSICNET (a Network for Exchange of
Information on Enviromental Santitation) merupakan kegiatan jaringan
informasi regional yang dikoordinasikan oleh LRDC-AIL dengan sponsor ADB proyek
yang terdiri dari enam negara anggota yaitu : China, Indonesia, Nepal, Pakistan,
Philipines, Thailand dan Vietnam.
Program ENSICNET
Indonesia dikembangkan dengan membentuk anggota jaringan (sebagai jaringan
(sebagai nodes) yang tersebar di seluruh Indonesia yang kontak person ENSICNET
terdiri dari para pustakawan, peneliti, pembuat kebijaksanaan lingkungan. Dalam
menata sistem informasi lingkungan penyediaan informasi harus dikembangkan
berdasarkan kebutuhan para pemakainnya terutama
yang dapat digunakan sebagai acuan bagi para pembuat keputusan
lingkungan hidup.
Sistem informasi
lingkungan di suatu negara yang sudah maju bisa menjadi acuan bagi para pembuat
keputusan atau kebijaksanaan lingkungan terutama saat mengkaji apakah
proyek/kegiatannya akan merusak lingkungan atau tidak, dan apakah ada dampak
penting yang perlu ditanggulangi agar dampak tersebut dapat dikurangi atau
dihindarkan dengan cara menerapkan IPTEK/teknologi. Informasi-informasi IPTEK
umumnya dan teknologi khususnya perlu diidentifikasikan kegiatan mana sebagai
masukan (input), keluaran (output) dan pemrosesannya serta
pengolahannya sedemikian rupa agar informasinya dapat dirancang (design)
sesuai kebutuhan (demand).