Langsung ke konten utama

Menakar Peran Media dalam Pembangunan Berkelanjutan

Tangerang, 25 Maret 2016 (Ujang Rusdianto) - Komunikasi Pembangungan Berkelanjutan, merupakan faktor kunci bagi keberhasilan pencapaian visi pembangunan berkelanjutan yang sudah dicanangkan sejak Brundtlandt Conference 1986 dan Rio Conference 1992.
Pemerintah Indonesia sendiri, bahkan telah merespons dengan mengeluarkan Agenda 21 Nasional yang diimplementasikan dalam Rencana Pembangunan Nasional. Lebih jauh, pada tahun 2000, pemerintah Indonesia mengeluarkan Agenda 21 Sektoral yang mencakup pertambangan, energi, pariwisata, perumahan, dan kehutanan. Meski sampai saat ini pola pembangunan di Indonesia masih sangat jauh dari konsep pembangunan berkelanjutan yang ideal.
Disinilah peran Komunikasi Pembangungan Berkelanjutan dituntut dan harus berfungsi tidak hanya sebagai media informasi antara pemerintah dan warga negaranya atau antara perusahaan dan stakeholdernya, tetapi juga sebagai media pembelajaran agar semua pihak sadar bahwa sistem ekonomi sangatlah bergantung pada sistem sosial dan lingkungan, sehingga pola produksi dan konsumsi manusia haruslah rasional dan menggunakan akal sehat.

Peran Media Massa dalam KPB
Keberhasilan Komunikasi Pembangunan Berkelanjutan tergantung dari peran serta aktif semua pihak. Tanpa partisipasi semua lapisan baik pemerintah, masyarakat, NGO, perguruan tinggi, dan industri, maka pembangunan berkelanjutan yang dicita-citakan akan mustahil dicapai.
Media massa juga memiliki keterkaitan dengan pengelolaan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, jika hal ini kita tinjau dari konsep good gavermance yang mensyaratkan adanya partisipasi dan transparansi yang kedua hal tersebut dapat dilakukan oleh komunikasi melalui media massa.
Sebagai civil society, media massa berperan penting dalam pengelolaan lingkungan diatur dalam UU No 40 tahun 1999 tentang Pers dan Undang-Undang No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan, yaitu hak masyarakat akan informasi lingkungan diatur dalam pasal 5 ayat 2 yang berbunyi “ setiap orang punya hak atas informasi lingkungan yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan.
Dari beberapa peraturan tersebut komunikasi lingkungan dapat dipahami sebagai suatu proses komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat atau antara perusahaan dengan stakeholder dalam mengembangkan mutualisme yang berkesinambungan untuk mengembangkan hutan berkelanjutan.
Akhirnya, komunikasi Pembangunan Berkelanjutan sebagai suatu topik baru dalam dunia akademis dan industri masih memerlukan terobosan-terobosan baru secara teoritis dan praktis agar dapat efektif. Saat ini sustainability reporting (pelaporan suatu institusi/organisasi atas aktivitas ekonominya dan dampaknya pada dimensi lingkungan dan sosial kepada stakeholder-nya) merupakan topik hangat dalam ruang lingkung KPB. Terutama di Indonesia, KPB masih merupakan hal yang sangat aktual dan masih membuka peluang lebar bagi siapapun yang ingin berkecimpung di dalamnya.

Postingan populer dari blog ini

Pemberdayaan Masyarakat dan Bias Program Pembangunan

Jakarta, 1 Juli 2014 (Ujang Rusdianto) - Bukan pembahasan baru, jika pemberdayaan masyarakat harus pula melibatkan masyarakat di dalamnya. Sudah seharusnya pula, bahwa pembangunan di berbagai bidang sekarang ini menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat. Hal ini merupakan upaya meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan. Harus kita akui, keberhasilan suatu program pembangunan baik ditingkat pusat maupun daerah tidak terlepas dari peran serta masyarakat, sebab peran serta masyarakat yang diabaikan dalam pembangunan, rentan dengan penyimpangan-penyimpangan terhadap tujuan dari pembangunan yaitu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan dilibatkannya masyarakat dalam pembangunan diberbagai sektor, diharapkan akan kembali memberikan manfaat kepada masyarakat, dimana masyarakat berkesempatan memberikan pengawasan terhadap pembangunan yang sedang berlangsung. Selain itu, motivasi untuk menjaga dan memelihara hasil-hasil pemban...

Stakeholder Relations (2) : Mengkategorikan Stakeholder Organisasi

Jakarta, 25 Juni 2014 (Ujang Rusdianto) - Siapa saja yang dapat dianggap sebagai stakeholder yang sah terhadap operasi perusahaan? Untuk menentukan siapa stakeholders perusahaan Anda, maka sebuah organisasi harus melakukan stakeholders mapping atau analisa stakeholders , atau sebagian menyebutnya pemetaan stakeholders.   Menurut Stakeholder Saliance Model , pengelompokan stakeholder dapat dilakukan berdasarkan tipe sesuai kemampuan mempengaruhi suatu organisasi berdasarkan power, legitimasi dan urgensi yang dimilikinya (Cornelison, 2009 : 50). Model ini sekaligus menunjukkan bahwa pengenalan stakeholder tidak sekedar menjawab pertanyaan siapa stekholder suatu isu tapi juga sifat hubungan stakeholder dengan issu, sikap, pandangan, dan pengaruh stakeholder itu. Legitimasi berkaitan dengan individu/kelompok yang dianggap sah dan berhubungan dengan organisasi. Power terkait kekuatan atau pengaruh yang dimiliki oleh individu/kelompok tersebut. Sedangkan urgency terkait i...

Lebih Dekat dengan Cinematography

Jakarta, 27 Juni 2014 (Ujang Rusdianto) - Membincang istilahnya, cinematography (sinematografi) terdiri dua frasa, yaitu “Cinema” berarti Gerak dan “Graphy” berarti menulis, dengan kata lain menulis dalam gerak (written in motion). Maka sinematografi dapat diartikan sebagai proses pengambilan ide, kata-kata, aksi, emosi, nada dan segala aspek non-verbal yang ditampilkan dalam bentuk visual. Didalam sinematografi terdapat tool of cinematografi. Apa saja? Untuk menjawab pertanyaan ini setidaknya ada enam tools, yaitu : Frame, Lens, Lights and Colour, Texture, Movement dan Point of View (POV). Pertama, frame. Framing merupakan pembagian adegan berdasarkan sudut pandang, posisi kamera, persepsi cerita yang ditampilkan dalam sebuah shoot. Kedua. Lens, merupakan bagaimana sebuah gambar mewakili sudut pandang mata. Ketiga, Lights and Colour. Merupakan penggunaan warna dan pencahayaan dalam sebuah pengambilan gambar. Keempat, Texture. Menampilkan detil dari sebuah shoot. Kelima, Mo...