Langsung ke konten utama

Komunikasi Sosial Efektif untuk KUKM

Jakarta, 10 Oktober 2014 (Ujang Rusdianto) - Secara umum sasaran program Koperasi dan Usaha Kredit Mikro (KUKM) adalah peningkatan kesejahteraan keluarga dan penyerapan tenaga kerja. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ini, berbagai usaha pemberdayaan KUKM telah dilakukan pemerintah melalui Kementerian Negara Koperasi dan UKM.
 
Upaya yang dilakukan Kementerian Negara Koperasi dan UKM yaitu mengubah imej dan citra melalui dua sisi. Pertama, sisi makro diperlukan rencana strategis mengkomunikasikan usaha-usaha pemberdayaan dalam konteks perencanaan nasional, regional dan lokal. Kedua, sisi mikro yang menjadi porsi dunia bisnis dalam konteks business strategy. Di sisi mikro diharapkan adanya perubahan pengusaha UKM dalam konteks pengembangan entrepreneurship dan manajemen.
Perubahan kerangka berpikir bisnis ini untuk masyarakat di tingkat akar rumput tidaklah mudah,  maka diperlukan suatu strategi komunikasi yang mampu mengubah perilaku berbasis pasar. Komunikasi sosial usaha pemberdayaan yang strategis, diharapkan mampu mengajak semua lapisan masyarakat mewujudkan sasaran mensejahterakan masyarakat.
Bagaimanapun, banyak faktor internal maupun eksternal yang dianggap sebagai faktor ekonomi semata tetapi sebenarnya secara mendasar sangat terkait dengan aspek sosial budaya yang akan mempengaruhi tingkat keberhasilan koperasi dan KUKM.
Masih sedikit kajian sosial yang mampu menggali kegagalan maupun keberhasilan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan dan pemberdayaan KUKM. Padahal akar permasalahan utama justru pada pengorganisasian masyarakat melalui usaha di tingkat keluarga dan komunitas. Konteks lokal menjadi bahan pertimbangan utama dalam usaha mengubah perilaku bisnis keluarga.
Secara sosiologik, Public Relation (PR) dapat berperan sebagai komunikasi sosial yang efektif dalam meningkatkan fungsi sosial program Koperasi dan UKM agar dapat diterima bahkan menjadi generator utama dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Peran komunikasi diharapkan berdampak langsung pada masyarakat dan masyarakat ikut berpartisipasi aktif dalam mensukseskan Program Pemberdayaan Koperasi dan UKM.
Lebih jauh, strategi komunikasi sosial yang efektif tidak hanya ditentukan oleh aktor sebagai komunikator dan sasaran program sebagai penerima (reciever) tetapi latar belakang aktor, kondisi sosial budaya sasaran program menjadi penentu keberhasilan program. Pengorganisasian komunitas sebagai program pemberdayaan ditentukan oleh strategi komunikasi yang diterapkan oleh semua lembaga yang terlibat.

Postingan populer dari blog ini

Pemberdayaan Masyarakat dan Bias Program Pembangunan

Jakarta, 1 Juli 2014 (Ujang Rusdianto) - Bukan pembahasan baru, jika pemberdayaan masyarakat harus pula melibatkan masyarakat di dalamnya. Sudah seharusnya pula, bahwa pembangunan di berbagai bidang sekarang ini menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat. Hal ini merupakan upaya meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan. Harus kita akui, keberhasilan suatu program pembangunan baik ditingkat pusat maupun daerah tidak terlepas dari peran serta masyarakat, sebab peran serta masyarakat yang diabaikan dalam pembangunan, rentan dengan penyimpangan-penyimpangan terhadap tujuan dari pembangunan yaitu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan dilibatkannya masyarakat dalam pembangunan diberbagai sektor, diharapkan akan kembali memberikan manfaat kepada masyarakat, dimana masyarakat berkesempatan memberikan pengawasan terhadap pembangunan yang sedang berlangsung. Selain itu, motivasi untuk menjaga dan memelihara hasil-hasil pemban...

Stakeholder Relations (2) : Mengkategorikan Stakeholder Organisasi

Jakarta, 25 Juni 2014 (Ujang Rusdianto) - Siapa saja yang dapat dianggap sebagai stakeholder yang sah terhadap operasi perusahaan? Untuk menentukan siapa stakeholders perusahaan Anda, maka sebuah organisasi harus melakukan stakeholders mapping atau analisa stakeholders , atau sebagian menyebutnya pemetaan stakeholders.   Menurut Stakeholder Saliance Model , pengelompokan stakeholder dapat dilakukan berdasarkan tipe sesuai kemampuan mempengaruhi suatu organisasi berdasarkan power, legitimasi dan urgensi yang dimilikinya (Cornelison, 2009 : 50). Model ini sekaligus menunjukkan bahwa pengenalan stakeholder tidak sekedar menjawab pertanyaan siapa stekholder suatu isu tapi juga sifat hubungan stakeholder dengan issu, sikap, pandangan, dan pengaruh stakeholder itu. Legitimasi berkaitan dengan individu/kelompok yang dianggap sah dan berhubungan dengan organisasi. Power terkait kekuatan atau pengaruh yang dimiliki oleh individu/kelompok tersebut. Sedangkan urgency terkait i...

Lebih Dekat dengan Cinematography

Jakarta, 27 Juni 2014 (Ujang Rusdianto) - Membincang istilahnya, cinematography (sinematografi) terdiri dua frasa, yaitu “Cinema” berarti Gerak dan “Graphy” berarti menulis, dengan kata lain menulis dalam gerak (written in motion). Maka sinematografi dapat diartikan sebagai proses pengambilan ide, kata-kata, aksi, emosi, nada dan segala aspek non-verbal yang ditampilkan dalam bentuk visual. Didalam sinematografi terdapat tool of cinematografi. Apa saja? Untuk menjawab pertanyaan ini setidaknya ada enam tools, yaitu : Frame, Lens, Lights and Colour, Texture, Movement dan Point of View (POV). Pertama, frame. Framing merupakan pembagian adegan berdasarkan sudut pandang, posisi kamera, persepsi cerita yang ditampilkan dalam sebuah shoot. Kedua. Lens, merupakan bagaimana sebuah gambar mewakili sudut pandang mata. Ketiga, Lights and Colour. Merupakan penggunaan warna dan pencahayaan dalam sebuah pengambilan gambar. Keempat, Texture. Menampilkan detil dari sebuah shoot. Kelima, Mo...