Langsung ke konten utama

Optimalisasi Humas dalam menghadapi AEC 2015

Jakarta, 14 Oktober 2014 (Ujang Rusdianto) - Indonesia dan negara ASEAN lainnya, akan menghadapi momen penting yakni ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015. Disinilah Indonesia akan menghadapi arus keluar dan masuk di kawasan Asia Tenggara, baik berupa barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja terampil. Kondisi ini bisa menjadi peluang yang memberi manfaat kepada bangsa Indonesia.

Tujuan komunitas ASEAN yang utama ialah meningkatkan kesejahteraan di kawasan Asia Tenggara melalui tiga pilar, yakni politik keamanan, ekonomi, dan sosial budaya. Untuk itu, mengubah pola pikir (mindset) dari inward looking menjadi outward looking-pun sangat diperlukan dalam menghadapinya.
Kesuksesan komunitas ASEAN tidak semata terjalinnya komunikasi antarpejabat ataupun diplomat, melainkan juga seluruh komponen dari kalangan bisnis, swasta, media massa, lembaga nonpemerintah, serta tentunya profesi kehumasan atau profesi komunikasi lainnya. Untuk itu, persiapan matang dari sisi pemerintah perlu dilakukan, yakni menciptakan iklim yang kondusif bagi profesi kehumasan.
Peranan humas pemerintah menuju komunitas ASEAN 2015 sangat besar. Salah satu di antaranya ialah kemampuan dalam menyinergikan informasi publik melalui efektivitas diseminasi informasi yaitu mengisi ruang publik dengan informasi mengenai komunitas ASEAN melalui jaringan komunikasi dan informasi yang dimiliki agar masyarakat dapat mengetahui, memahami, dan mendukung komunitas ASEAN 2015.
Dalam bidang energi misalnya, praktisi Humas dapat membahas dan merumuskan kerja sama untuk menyosialisasikan dan mengedukasi publik dengan melibatkan para pemangku kepentingan dalam pengembangan dan penyediaan energi, diversifikasi energi, dan energi terbarukan, serta peningkatan efisiensi energi.

Postingan populer dari blog ini

Pemberdayaan Masyarakat dan Bias Program Pembangunan

Jakarta, 1 Juli 2014 (Ujang Rusdianto) - Bukan pembahasan baru, jika pemberdayaan masyarakat harus pula melibatkan masyarakat di dalamnya. Sudah seharusnya pula, bahwa pembangunan di berbagai bidang sekarang ini menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat. Hal ini merupakan upaya meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan. Harus kita akui, keberhasilan suatu program pembangunan baik ditingkat pusat maupun daerah tidak terlepas dari peran serta masyarakat, sebab peran serta masyarakat yang diabaikan dalam pembangunan, rentan dengan penyimpangan-penyimpangan terhadap tujuan dari pembangunan yaitu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan dilibatkannya masyarakat dalam pembangunan diberbagai sektor, diharapkan akan kembali memberikan manfaat kepada masyarakat, dimana masyarakat berkesempatan memberikan pengawasan terhadap pembangunan yang sedang berlangsung. Selain itu, motivasi untuk menjaga dan memelihara hasil-hasil pemban...

Stakeholder Relations (2) : Mengkategorikan Stakeholder Organisasi

Jakarta, 25 Juni 2014 (Ujang Rusdianto) - Siapa saja yang dapat dianggap sebagai stakeholder yang sah terhadap operasi perusahaan? Untuk menentukan siapa stakeholders perusahaan Anda, maka sebuah organisasi harus melakukan stakeholders mapping atau analisa stakeholders , atau sebagian menyebutnya pemetaan stakeholders.   Menurut Stakeholder Saliance Model , pengelompokan stakeholder dapat dilakukan berdasarkan tipe sesuai kemampuan mempengaruhi suatu organisasi berdasarkan power, legitimasi dan urgensi yang dimilikinya (Cornelison, 2009 : 50). Model ini sekaligus menunjukkan bahwa pengenalan stakeholder tidak sekedar menjawab pertanyaan siapa stekholder suatu isu tapi juga sifat hubungan stakeholder dengan issu, sikap, pandangan, dan pengaruh stakeholder itu. Legitimasi berkaitan dengan individu/kelompok yang dianggap sah dan berhubungan dengan organisasi. Power terkait kekuatan atau pengaruh yang dimiliki oleh individu/kelompok tersebut. Sedangkan urgency terkait i...

Lebih Dekat dengan Cinematography

Jakarta, 27 Juni 2014 (Ujang Rusdianto) - Membincang istilahnya, cinematography (sinematografi) terdiri dua frasa, yaitu “Cinema” berarti Gerak dan “Graphy” berarti menulis, dengan kata lain menulis dalam gerak (written in motion). Maka sinematografi dapat diartikan sebagai proses pengambilan ide, kata-kata, aksi, emosi, nada dan segala aspek non-verbal yang ditampilkan dalam bentuk visual. Didalam sinematografi terdapat tool of cinematografi. Apa saja? Untuk menjawab pertanyaan ini setidaknya ada enam tools, yaitu : Frame, Lens, Lights and Colour, Texture, Movement dan Point of View (POV). Pertama, frame. Framing merupakan pembagian adegan berdasarkan sudut pandang, posisi kamera, persepsi cerita yang ditampilkan dalam sebuah shoot. Kedua. Lens, merupakan bagaimana sebuah gambar mewakili sudut pandang mata. Ketiga, Lights and Colour. Merupakan penggunaan warna dan pencahayaan dalam sebuah pengambilan gambar. Keempat, Texture. Menampilkan detil dari sebuah shoot. Kelima, Mo...