Bisnis, di luar kesadaran banyak
orang, secara asasi sudah seharusnya bersifat sosial. Tidak mungkin bisnis dilakukan tanpa
relasi dengan pihak lain, sehingga relasi sosial adalah keniscayaan dalam
bisnis. Oleh karena itu, tak ada bisnis sehat yang tak dibangun dengan
memperjuangkan rasa saling percaya, baik itu dengan perusahaan yang masuk supply chain, konsumen, maupun
dengan pemangku kepentingan lainnya.
Lebih jauh, bisnis yang baik juga
memiliki kepentingan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh pemangku
kepentingan, karena kesejahteraan berarti kemampuan untuk membeli produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Kesejahteraan masyarakat secara umum juga kerap
berarti kedewasaan berpikir serta perhitungan yang lebih matang, dan kesediaan
membayar lebih tinggi untuk produk yang baik. Karenanya, kesejahteraan
masyarakat itu penting diupayakan oleh perusahaan.
Bagi Perbankan, tanggung jawab sosial perusahaan atau populer dengan
istilah corporate social responsibility
(CSR) sebenarnya bukan
hal asing. Sebab, sekarang, CSR di banyak industri tidak lagi hanya
digunakan sebagai marketing gimmick. Tapi, sudah menjadi kebutuhan perusahaan
bersangkutan untuk lebih dekat dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Wujudnya bermacam-macam. Mulai
dari sekadar membagi-bagikan paket makanan siap santap; membuka posko layanan
kesehatan, telekomunikasi, dan perbaikan kendaraan di daerah bencana; hingga
terjun langsung mengevakuasi pengungsi. Perusahaan berharap, dengan melakukan
kegiatan CSR, citra dan awareness terhadap perusahaan itu pun akan terdongkrak.
Pemikiran yang sama juga terbersit
dalam benak kalangan perbankan. Sektor ini juga melihat CSR sebagai kebutuhan. Salah
satu poin penting optimalisasi adalah kewajiban menerapkan CSR di setiap bank. “Bank Indonesia berpandangan bahwa CSR industri perbankan
seyogianya dapat terarah pada upaya-upaya strategis dalam pembentukan masa
depan bangsa, seperti bidang pendidikan.
Kepedulian sosial perbankan mulai
tampak nyata. Beberapa bank saat ini memang sudah melakukan kegiatan yang
bersentuhan langsung dengan masyarakat. Kendati belum optimal, upaya
perbankan ini merupakan awal yang positif untuk memulai kegiatan yang lebih
besar. Beberapa bank lain pun termotivasi melakukan kegiatan CSR dengan lebih
terencana. Bahkan, tidak jarang, kegiatan sosial dilakukan dalam yayasan
tersendiri dan dengan bujet khusus. Tapi sejauh mana ini akan
meningkatkan reputasi perusahaan sekaligus mewujudkan CSR Substansial?
Ikuti agenda training terdekat-nya ;
http://www.pelatihan-indonesia.com/csr-strategic-corporate-reputation/