Jakarta, 25
Juni 2014 (Ujang Rusdianto) – Saat ini relationship menjadi topik utama dalam aktivitas bisnis.
Kebanyakan perusahaan, secara financial,
bertujuan ingin mendapatkan
profit yang maksimal
dari hasil operasinya dengan memaksimalkan nilai sahamnya. Di sisi lain
dalam pemasaran, loyalitas
pelanggan dan kepuasan
pelanggan merupakan tujuan
setiap perusahaan.
Perusahaan yang
sukses adalah perusahaan
yang mampu untuk
menjalin relationship jangka
panjang dengan pelangganya. Relationship jangka panjang berarti pelanggan
yang loyal di mana kebutuhan dan
keinginannya terpuaskan. Karena itu, mereka perlu untuk memanjakan
para pelanggannya untuk
menjadikan mereka tetap loyal. Tugas pemasar di sini adalah bagaimana
untuk tetap mempertahankan pelanggannya
agar tetap loyal terhadap produk atau jasa yang
ditawarkan.
Jika melihat
maknanya, konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan
diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan (UU No. 8 tahun 2009).
Sedangkan pelanggan
adalah seseorang yang membeli produk atau menggunakan jasa
berulang-ulang dan membina hubungan baik dengan produsen tertentu.Dalam
berbagai pendekatan, tergantung dari sifat dari industri atau budaya, pelanggan bisa disebut sebagai klien, nasabah, pasien.
Awal 1990-an, pemasaran
tidak lagi mengacu kepada strategi pemasaran
tradisional, melainkan lebih mengacu pada strategi pemasaran modern
dengan konsep 4P (Produk (Product), Harga(Price), Tempat (Place),
Promosi (Promotion). Pada saat itulah,
muncul gagasan baru untuk menggunakan PR untuk menunjang keberhasilan pemasaran.
Public Relations bertindak memberikan masukan kepada perusahaan untuk selalu
memperhatikan respon konsumen dan mempertimbangkan masukan dari masyarakat agar
menguntungkan kedua belah pihak. Dari
sinilah, muncul konsep marketing Public Relation (MPR).
Menurut Thomas
L.Haris (Ruslan, 2005), Marketing Public Relations merupakan sebuah
proses perencanaan dan pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan
pelanggan. Hal tersebut dilakukan
melalui upaya komunikasi informasi yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat
menghubungkan perusahaan, produk, dengan kebutuhan, serta perhatian pelanggan.
Untuk mencapai
tujuan dari pemasaran tersebut, strategi marketing PR memiliki 3 unsur taktik yang utama,
yakni PR memiliki kemampuan untuk menarik (pull strategy), kekuatan
untuk medorong pembelian (push strategy), kemampuan untuk memengaruhi
atau menciptakan opini publik yang menguntungkan (pass
strategy).
Marketing
Public Relations dalam
hal ini berperan untuk memupuk citra
positif perusahaan dan produk di mata konsumen; Melengkapi elemen promosi periklanan suatu produk, dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap
pesan-pesan yang disampaikan melalui jalur public relation.
Berbeda dengan
tugas departemen pemasaran, fungsi Public Relations lebih mengedepankan
komunikasi. Bentuknya dapat dilakukan dengan memberikan berbagai hadiah menarik dalam kegiatan promosi atau acara
tertentu; Pelaksanaan seminar, diskusi bersama, dan open
house; Mengadakan program-program ajang khusus untuk meningkatkan citra, seperti special event; atau
dengan mengadakan program yang bertujuan untuk memupuk rasa sense
of belonging konsumen terhadap perusahaan.