Langsung ke konten utama

Pertamina: Rehabilitasi Hutan Mangrove

Jakarta, 15 Maret 2014 - Dhira Rizkia Meidiana - PT. Pertamina yaitu sebuah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. PT. Pertamina memiliki komitmen untuk bertanggung jawab terhadap dampak yang diakibatkan oleh kebijakan dan kegiatannya kepada masyarakat dan lingkungan melalui perilaku yang transparan dan beretika.S alah satunya yaitu dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti pada program lingkungan, dengan melakukan rehabilitasi Hutan Mangrove.

Komitmen Pertamina
Pertamina berkomitmen untuk terus berpartisipasi dalam menyelamatkan lingkungan terutama kawasan hutan mangrove di sekitar wilayah operasinya. Kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya berupa penanaman tanaman mangrove tetapi juga pemberdayaan masyarakat lokal mengenai manfaat tanaman mangrove dalam kehidupan. Sebagai contoh adalah dengan pemberdayaan masyarakat lokal mengenai budidaya kepiting di kawasan hutan mangrove yang kemudian dapat meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Khalayak yang dituju itu adalah masyarakat umum disekitar hutan mangrove dan masyarakat banyak, karena dengan lingkungan yang terjaga maka akan memunculkan lingkungan yang sehat,ekosistem terjaga,  udara yang sehat karena hutan mangrove dapat mendaur ulang udara dan akan menghasilkan oksigen yang tidak hanya dirasakan dampaknya oleh masyarakat sekitar hutan mangrove.
Dalam program CSR ini PT.Pertamina melakukan program CSR di bidang Lingkungan yang ditujukan sebagai komitmen manajemen dalam rangka tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan hidup dan pelestarian alam. Selain itu perusahaan juga mengharapkan adanya sikap saling memberi manfaat antara kedua belah pihak.

Manfaat Program
Tidak hanya berguna bagi dampak lingkungan, tetapi dengan adanya program penanaman ini perusahaan Pertamina juga mendidik dan mengajarkan cara membudidayakan kepiting disekitar hutan mangrove. Yang mana akan menjadi tambahan dalam hal perekonomian bagi masyarakat sekitar. Jadi bagi perusahaan ada istilah yang mengatakan sekali dayung 2-3 pulau terlampaui yang mana tujuannya program ini awalnya adalah bagi lingkungan akan tetapi dengan adanya tambahan pelatihan membudidayakan kepiting, program ini jadi lebih 2x bermanfaat bagi masyarakat sekitar hutan mangrove yaitu adanya penambahan perekonomian.
   Menurut saya, program-program CSR PT. Pertamina sudah baik karena tidak hanya mencakup 1 bidang saja tetapi perusahaan memiliki program CSR di berbagai bidang, baik itu bidang kesehatan, perekonomian, lingkungan, pendidikan yang mana semua bidang tersebut memang sangat berguna khususnya bagi masyarakat maupun bagi perusahaan itu sendiri. Jadi perusahaan dengan masyarakat sama-sama memiliki keuntungan dari program CSR ini.
    Bagi perusahaan program tersebut dapat membantu meningkatkan reputasi perusahaan, efisiensi, pertumbuhan usaha dan menerapkan mitigasi resiko bisnis, dan mengatasi dampak negatif operasi perusahaan melalui kepatuhan terhadap regulasi serta menciptakan nilai baru yang lebih baik kepada masyarakat dan lingkungan.
     Sedangkan bagi masyarakat sekitar dan masyarakat luas, fungsi hutan mangrove sangatlah penting bagi kelangsungan hidup di masa mendatang, karena salah satu fungsi yang paling pokok yaitu dimana hutan mangrove dapat mendaur ulang karbondioksida dan mengeluarkan oksigen yang diperlukan bagi manusia. Selain itu bagi masyarakat sekitar adanya pohon mangrove dapat meningkatkan dan mensejahterakan perekonomian mereka.

Solusi Pengembangan Program
     Ke depan, perusahaan sebaiknya melakukan kegiatan CSR secara berkala. Tidak hanya awalnya saja tetapi tetap diperhatikan untuk kedepannya, sebagai contoh dalam hal lingkungan penanaman pohon mangrove, perusahaan Pertamina sebaiknya terus memperhatikan program penanaman ini untuk jangka panjang, jadi jangan hanya awalnya saja yaitu menanam pohonnya dan dipublikasikan setelah dipublikasikan tidak ada lagi perhatian terhadap pohon-pohon mangrove tersebut. Sehingga program ini akan sia-sia nantinya karena tidak adanya penanganan yang serius dalam jagka panjang.
     Selain itu lakukan transaparasi dalam program-program yang dilakukan oleh Pertamina, misalnya adakan laporan perkembangan lingkungan yang telah di rehabilitasi oleh perusahaan. Jangan hanya publikasi awalnya saja. Karena masyarakat juga ingin mengetahui usaha apa saja yang terus dikembangan oleh perusahaan untuk memperbaiki lingkungan, yang mana secara tidak langsung perusahaan tersebutlah yang sudah merusak lingkungan. Dengan limbah udaranya, dan lain-lain.

Postingan populer dari blog ini

Pemberdayaan Masyarakat dan Bias Program Pembangunan

Jakarta, 1 Juli 2014 (Ujang Rusdianto) - Bukan pembahasan baru, jika pemberdayaan masyarakat harus pula melibatkan masyarakat di dalamnya. Sudah seharusnya pula, bahwa pembangunan di berbagai bidang sekarang ini menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat. Hal ini merupakan upaya meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan. Harus kita akui, keberhasilan suatu program pembangunan baik ditingkat pusat maupun daerah tidak terlepas dari peran serta masyarakat, sebab peran serta masyarakat yang diabaikan dalam pembangunan, rentan dengan penyimpangan-penyimpangan terhadap tujuan dari pembangunan yaitu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan dilibatkannya masyarakat dalam pembangunan diberbagai sektor, diharapkan akan kembali memberikan manfaat kepada masyarakat, dimana masyarakat berkesempatan memberikan pengawasan terhadap pembangunan yang sedang berlangsung. Selain itu, motivasi untuk menjaga dan memelihara hasil-hasil pemban...

Stakeholder Relations (2) : Mengkategorikan Stakeholder Organisasi

Jakarta, 25 Juni 2014 (Ujang Rusdianto) - Siapa saja yang dapat dianggap sebagai stakeholder yang sah terhadap operasi perusahaan? Untuk menentukan siapa stakeholders perusahaan Anda, maka sebuah organisasi harus melakukan stakeholders mapping atau analisa stakeholders , atau sebagian menyebutnya pemetaan stakeholders.   Menurut Stakeholder Saliance Model , pengelompokan stakeholder dapat dilakukan berdasarkan tipe sesuai kemampuan mempengaruhi suatu organisasi berdasarkan power, legitimasi dan urgensi yang dimilikinya (Cornelison, 2009 : 50). Model ini sekaligus menunjukkan bahwa pengenalan stakeholder tidak sekedar menjawab pertanyaan siapa stekholder suatu isu tapi juga sifat hubungan stakeholder dengan issu, sikap, pandangan, dan pengaruh stakeholder itu. Legitimasi berkaitan dengan individu/kelompok yang dianggap sah dan berhubungan dengan organisasi. Power terkait kekuatan atau pengaruh yang dimiliki oleh individu/kelompok tersebut. Sedangkan urgency terkait i...

Lebih Dekat dengan Cinematography

Jakarta, 27 Juni 2014 (Ujang Rusdianto) - Membincang istilahnya, cinematography (sinematografi) terdiri dua frasa, yaitu “Cinema” berarti Gerak dan “Graphy” berarti menulis, dengan kata lain menulis dalam gerak (written in motion). Maka sinematografi dapat diartikan sebagai proses pengambilan ide, kata-kata, aksi, emosi, nada dan segala aspek non-verbal yang ditampilkan dalam bentuk visual. Didalam sinematografi terdapat tool of cinematografi. Apa saja? Untuk menjawab pertanyaan ini setidaknya ada enam tools, yaitu : Frame, Lens, Lights and Colour, Texture, Movement dan Point of View (POV). Pertama, frame. Framing merupakan pembagian adegan berdasarkan sudut pandang, posisi kamera, persepsi cerita yang ditampilkan dalam sebuah shoot. Kedua. Lens, merupakan bagaimana sebuah gambar mewakili sudut pandang mata. Ketiga, Lights and Colour. Merupakan penggunaan warna dan pencahayaan dalam sebuah pengambilan gambar. Keempat, Texture. Menampilkan detil dari sebuah shoot. Kelima, Mo...