Jakarta, 11 Juni 2014 (Ujang Rusdianto) - Perusahaan
sebagai suatu sistem sosial merupakan bagian yang memegang peranan menciptakan
pembangunan berkelanjutan. Setidaknya ada tiga alasan mengapa perusahaan
sebagai fokus pembangunan berkelanjutan. Pertama,
perusahaan adalah “sebagai penggerak” utama dalam pembangunan ekonomi. Kedua, perusahaan memiliki sumber
finansial, pengetahuan teknologi dan kapasitas institusional untuk mengimplementasikan
solusi ekologis. Terakhir atau ketiga,
menguji ekologi yang berkelanjutan pada analisis level organisasi merupakan hal
yang tepat.
Perusahaan
menggunakan sumber daya manusia dan modal, mengubahnya ke dalam suatu sistem
ekonomi kemudian melakukan investasi terhadap sistem ekologi. Sumber dan
komponen fisik yang berasimilasi kemudian dieksploitasi oleh sistem ekonomi
perusahaan dan hal ini dapat menghasilkan produk dan juga memunculkan
sampah/limbah pembuangan yang tidak berguna. Karena itu, diperlukaan suatu cara
agar hasil pembuangan menjadi hal yang lebih bermanfaat, misalnya melalui daur
ulang, penggunaan kembali dan memanfaatkan kembali limbah yang tidak berguna.
Dengan demikian, para pemimpin perusahaan
harus mengubah semboyan klasik “waktu adalah uang” menjadi “uang adalah
kehidupan”. Mengejar keuntungan adalah wajib, tetapi disamping untuk memenuhi
kebutuhan pribadi atau perusahaan, juga untuk berbuat kebaikan pada sesame,
sederhanya tidak membuang limbah sembarangan.
Sejatinya,
pemimpin yang adil karena mereka percaya bahwa keadilan adalah cara berpadu di
dunia ini. Mereka percaya bahwa apabila mereka bersikap adil maka mereka tidak
akan mengganggu keadaan dunia. Bila mereka berperilaku adil, maka mereka juga
telah berpartisipasi untuk membentuk dunia yang lebih baik. Ini semua adalah
bagian yang sama pemikiran kembali tentang kehidupan yang telah memfokuskan
pada keseimbangan kerja dan kehidupan, etika perusahaan dan kewajiban sosial,
dan mencerminkan semangat dari jaminan baru. Semangat yang akan menjadi penting
untuk kemampuan bertahan bisnis mendatang. (UR)