Dewasa
ini tuntutan lingkungan terus meningkat karena melihat kenyataan bahwa kualitas
lingkungan semakin memburuk. Pemanasan global juga terasa di mana-mana, bumi
semakin panas dan lapisan ozon yang semakin terbuka sehingga menimbulkan efek
rumah kaca yang mengakibatkan peningkatan permukaan air laut. Lain itu, erosi
baik tanah, air dan udara juga semakin meningkat.
Dalam menjalankan operasi bisnis, perusahaan
menghabiskan banyak energi seperti listrik dan bahan bakar lainnya. Kondisi ini
hadapkan pada fakta bahwa energi sumber daya alam sangat terbatas, dan energi
baru dan terbarukan belum optimal dikembangkan. Jika dibiarkan terus menerus
tentu nantinya energi alam akan habis, terlebih bila tidak dilakukan efisiensi
energi. Oleh karena itu pastinya sekarang semua perusahaan perlu inovasi baru
yang bisa menggganti energi alam yang perlu berjuta-juta tahun untuk terbentuk
dan bisa digunakan.
Untuk mendukung peran perusahaan dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan, selain mensinergikan CSR dengan program
pembangunan, pemerintah perlu membentuk ruang khusus untuk kegiatan ekonomi.
Pemerintah daerah perlu berusaha mengantisipasi kawasan-kawasan mana yang dapat
ditumbuhkan menjadi pusat-pusat perekonomian wilayah. Kawasan ini perlu dikenali dan selanjutnya
ditumbuhkan dengan berbagai upaya pengembangan kegiatan ekonomi, bersamaan dengan upaya peningkatan
keterampilan, pengembangan usaha, dan penguatan keberdayaan masyarakat.
Tentu
dalam hal ini tidak hanya perusahaan, seluruh pihak seharusnya menyadari
pentingnya kemitraan setara di antara mereka yang setuju dengan pembangunan
berkelanjutan. Realitasnya, tidak semua daerah memiliki komitmen atas
pembangunan berkelanjutan. Hal ini juga dibarengi adanya regulasi yang justru
bertentangan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. (UR)