Memberi Nilai Tambah Organisasi di Media Sosial

Mengembangkan hubungan dan bekerja sama dengan masyarakat di mana mereka beroperasi sangat penting untuk kesuksesan suatu organisasi. Jadi, setiap organisasi harus melibatkan komunitas-komunitas dalam perencanaan bisnis, melalui kegiatan dan membangun dialog. Lalu, bagaimana organisasi dapat memberikan nilai tambah bagi dirinya maupun komunitas di sekitarnya dari pemanfaatan media sosial?

Pertama, kolaborasi. Merupakan sebuah kata kunci utama dalam menyikapi perkembangan teknologi dan maraknya media sosial saat ini. Ketika organisasi tumbuh dan berkembang menjadi organisasi raksasa, otomatis akan muncul hierarki, spesialisasi pekerjaan, dan sistem birokrasi yang kaku. Dengan rentang kendali yang semakin panjang ini, pemimpin akan menemui kesulitan untuk menciptakan suasana kerja yang cair sekaligus membangkitkan potensi, kreativitas, dan energi setiap karyawannya di segenap level organisasi.

Di sinilah media sosial berperan mengatasi segenap kendala organisasi tersebut. Anthony J. Bradley dan Mark P. McDonald (2011 : 9) mengungkapkan, media sosial menawarkan fungsi kolaborasi massal yang memungkinkan banyak orang di seluruh penjuru dunia bekerja sama dan memberikan kontribusi sesuai dengan bakat, kreativitas, dan energi yang dimiliki. Ini adalah sebuah komunitas kolaboratif.

Namun, penggunaan media sosial semata tidaklah cukup. Media sosial hanyalah sebagai alat, bukan tujuan akhir. Harus dipahami bahwa pemanfaatan media sosial tidak sekedar membuka akun Facebook dan Twitter, membuat blog khusus bagi sang CEO, atau memunggah beberapa video menarik di Youtube, kemudian organisasi secara otomatis akan memberi nilai tambah bagi komunitas. Ini adalah persepsi yang salah.

Lain itu, masih ada beberapa elemen yang dibutuhkan untuk mendapatkan manfaat langsung dari media sosial sehingga organisasi bertransformasi menjadi organisasi sosial. Elemen kedua, adalah adanya partisipasi aktif dari anggota, usaha yang kolektif, transparansi dalam berbagi, kebebasan dalam berpendapat, dan memiliki tujuan (purposeful).

Elemen berikutnya adalah menerjemahkan visi komunitas menjadi sebuah peta jalan komunitas. Peta jalan komunitas adalah sebuah langkah spesifik yang akan memberikan motivasi komunitas untuk berinteraksi dan berkontribusi dalam mencapai visi komunitas. Peta jalan ini mendeskripsikan berbagai kemungkinan alternatif yang dapat dipilih oleh komunitas, dan allternatif ini dapat berubah mengikuti perkembangan situasi terkini.

Translate

More

Search This Blog

Ujang Rusdianto

Ujang Rusdianto
Consultant / Trainer / Public Speaker / Lecturer UMN / Owner Kasa 1 Indonesia

Kontak

Riveira Village
Jl. Riveira Barat No. 27
Tangerang, Banten
Telp : (021) 2222 8658
Mobile : 0878-3855-1988 (Whatsaap)
0821-1376-0538