Kodok Merah : Riwayatmu Kini


Jakarta, 17 Oktober 2014 (Ujang Rusdianto) - Indonesia dikenal memiliki banyak sumber daya keanekaragaman hayati. Dari sekian banyak, ada beberapa spesies flora dan fauna yang kurang mendapatkan perhatian, namun kondisi populasi di alamnya sudah sangat mengkhawatirkan. Salah satunya adalah Kodok merah (Leptophryne cruentata) yang merupakan spesies kodok endemik di Jawa. Status keterancaman spesies ini dikategorikan ke dalam Critically Endangered oleh IUCN sejak tahun 2004.
Nama kodok merah atau kodok darah diambil dari warna kulit kodok yang berwarna merah darah. Kodok merah termasuk hewan langka dan dilindungi karena keberadaannya sudah hampir punah. Hewan tersebut hanya dapat ditemui di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. 
Meskipun demikian warna merah darah tersebut tidak merata pada seluruh tubuhnya melainkan berupa bercak-bercak. Jenis kodok darah biasa ditemui di daerah perairan dengan arus lambat serta di aliran sungai kecil di pegunungan. Daerah yang disenangi kodok darah adalah daerah perbatasan antara dataran rendah lembab dengan hutan pegunungan.

Populasi Kodok Merah
Jenis kodok darah ada dalam jumlah banyak pada tahun 1976, tetapi pada tahun 1987 keberadaan Kodok Merah mulai menurun. Meletusnya Gunung Galungggung turut menjadi faktor penyebab penurunan jumlah kodok merah.
Penurunan populasi yang sangat berkurang secara drastis membuat IUCN Redlist memasukkan jenis kodok ini ke dalam hewan yang terancam punah dengan tingkat kritis. Keberadaan kodok merah di Indonesia belum terlalu diperhatikan, oleh karena itu informasi tentang kodok jenis tersebut masih kurang.
Penurunan populasi kodok merah diakibatkan karena faktor habitat akibat letusan gunung yang sudah tidak mendukung kehidupan kodok darah. Berkurangnya jumlah kodok darah juga disebabkan karena banyak kodok yang mati saat gunung galunggung meletus.

Kondisi Kodok Merah Memprihatinkan
Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati, Ditjen PHKA bersama PILI-Green Network, dan Perhimpunan Herpetologi Indonesia (PHI) tengah mendorong para pihak-pihak untuk terlibat pada berbagai kegiatan konservasi Kodok merah di Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan melalui Seminar dan Lokakarya rencana konservasi kodok merah-pun dilakukan demi keberlangsungan konservasi habitat kodok merah yang status populasinya sudah dalam kategori Critically Endaniered. Berlokasi di CICO Resort, CImahpar, Bogor Utara, Jawa Barat, seminar dan lokakarya rencana konservasi kodok merah diselenggarakan selama dua hari, Rabu-Kamis (1-2/10/2014).
Pelaksanaan kegiatan Semiloka Konservasi Kodok merah di Indonesia terdiri dari beberapa tahapan kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan. Beberapa professor dari berbagai lembaga dihadirkan dalam seminar dan lokakarya kodok merah untuk melakukan presentasi guna menyampaikan informasi mengenai kodok merah. Para peserta yang mengikuti seminar dan lokakarya nasional kodok merah hadir dari berbagai praktisi, akademisi, institusi, dan lembaga industri.

Translate

More

Search This Blog

Ujang Rusdianto

Ujang Rusdianto
Consultant / Trainer / Public Speaker / Lecturer UMN / Owner Kasa 1 Indonesia

Kontak

Riveira Village
Jl. Riveira Barat No. 27
Tangerang, Banten
Telp : (021) 2222 8658
Mobile : 0878-3855-1988 (Whatsaap)
0821-1376-0538