Potret Pembangunan di Pedesaan

Jakarta, 11 Oktober 2014 (Ujang Rusdianto) - Komunitas pedesaan di Indonesia yang semula berciri ruralisme dan pluralisme, pelan namun pasti makin bergeser dan bahkan berubah ke arah urbanisme dan unitarisme (Soemardjan, dalam: Masyarakat, Jurnal Sosiologi, Volu-me 2/1990: 11).  

Desa yang semula sebagian besar masyarakat-nya hidup di sektor pertanian dan berpegang kuat pada adat yang diwariskan dari generasi ke generasi tanpa banyak perubahan (ruralis-me), kini cenderung makin individualistik di dalam aneka-ragam profesi non-agraris, dan peran adat pun biasanya hanya menonjol pada kegiatan seremonial atau upacara yang tak memiliki kekuatan untuk mengontrol perila-ku warga (urbanisme).
Identitas dan kekhasan masing-masing desa makin lama juga makin pudar. Desa yang semula hidup dengan segala perbedaaan atau kebhinekaan-nya (pluralisme), kini secara administratif dan birokratis cenderung makin seragam karena campur tangan negara (unitarisme).
Demi efisiensi, stabilitas, dan ketertiban administratif, kegiatan pembangunan yang serbasama dan tersentralistik mungkin benar diperlukan untuk mendukung kelancaran tugas birokasi. Melalui campur tangan yang intensif dari negara, benar pula bahwa proses pembangunan akan berjalan lebih massal dan cepat. Namun, campur tangan negara yang cenderung otoriter dan bersifat sangat sentralistis dalam pelaksanaan kebijaksanaan dikhawatirkan di saat yang bersamaan juga akan melahirkan berbagai masalah.
Misalnya, kegiatan pembangunan dan proses modernisasi yang semula dirancang untuk mengentas masyarakat miskin di Pedesaan, ternyata dalam praktek tidaklah semulus apa yang direncanakan. Bahkan, ada kesan kuat, kegiatan pembangunan dan berbagai program yang dikucurkan ke masyarakat, ternyata malah melahirkan kontradiksi dan proses marginalisasi.
Salah satu faktor utama penyebab kegagalan berbagai program yang dirancang pemerintah, tak pelak adalah pada kekeliruan dan kesalahpahaman para perencana pembangunan tentang kemiskinan. Lebih dari sekadar persoalan ekonomi - atau kurangnya pendapatan keluarga - kemiskinan sesungguhnya memiliki tali-temali dengan banyak faktor yang secara keseluruhan menyebabkan upaya untuk mengentas masyarakat miskin menjadi tidak semudah yang diskenariokan.

Translate

More

Search This Blog

Ujang Rusdianto

Ujang Rusdianto
Consultant / Trainer / Public Speaker / Lecturer UMN / Owner Kasa 1 Indonesia

Kontak

Riveira Village
Jl. Riveira Barat No. 27
Tangerang, Banten
Telp : (021) 2222 8658
Mobile : 0878-3855-1988 (Whatsaap)
0821-1376-0538