Melirik Komitmen CSR PT ANTAM (Persero)



Jakarta, 15 Maret 2014 - Marina Dwi Cahyanti - PT. Aneka Tambang Persero, Tbk Unit Bisnis Pertambangan Pongkkor atau UPBE Pongkor, merupakan unit bisnis ANTAM yang melakukan penambangan galian emas dan perak yang dilakukan di Desa Nanggung, Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Nanggung yang termasuk dalam wilayah Kabupaten  Bogor ini memiliki sebelas  (11) Desa yang meliputi : Desa  Kolongliud, Desa Hamabaro, Desa Sukaluyu, Desa Pangkaljaya, Desa Bantarkaret, Desa Cisarua, Desa Malasari, Desa Curugbitung, Desa Nanggung, Desa Parakan muncang, Desa Batu Tulis. Seluruh masyarakat yang terdapat di dalam desa tersebutlah yang menjadi sasaran khalayak ANTAM dalam program CSRnya.
Membincang program CSR UBPE Pongkor, ANTAM memiliki tiga program yang menjadi acuannya yaitu Comunity Development/ Comdev (Pengembangan Masyarakat), Program Kemitraan (PK) dan Bina Lingkungan (BL). Melalui tiga program tersebut hasil yang di dapat bersumber dari Laporan Hasil Verifikasi Lapangan – Proper 2013, Saat ini keberadaan ANTAM telah memberikan perubahan yang signifkan bagi masyarakat Kecamatan Nanggung melalui:
Pertama, Pembangunan penunjang kehidupan sosial masyarakat yakni sekolah. Kedua, Pembangunan infrastruktur yang bersifat vital yakni akses jembatan dan jalan raya, yang bertujuan untuk meningkatkan mobilitas masyarakat . Akses yang mudah ini diharapkan akan merangsang aktifitas perekonomian. Ketiga, Partisipasi ANTAM (UBPE) dalam pelestarian kebudayaan. Keunikan lokal merupakan nilai kesejarahan yang tidak dapat tergantikan, maka dari itu ANTAM (UBPE) ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial budaya.
Gambaran sekilas ulasan mengenai program CSR yang di lakukan oleh ANTAM UPBE Pongkor, mengacu pada ISO 26000 yang menjadi rujukan ANTAM, masih sangat jauh dari 7 isu pokok di dalam ISO 26000, yaitu terdiri dari : Pengembangan masyarakat; Konsumen; Praktek kegiatan institusi yang sehat; Lingkungan; Ketenaga kerjaan; Hak asasi manusia; dan Organizational governance.

Transparansi dan Keberlanjutan
Apa yang telah dicapai dalam program CSR UPBE baru sebatas pendidikan, perbaikan insfrastruktur dan kebudayaan dimana semua itu masih satu kesatuan dalam pengembangan masyarakat. Menurut saya sebagai perusahaan yang sangat besar melalui program CSR yang di lakukan ANTAM seharusnya dapat dilakukan dan diciptakan komunikasi yang transparasi dan berkelanjutan .
Melalui transparasi dengan dilakukannya survei secara keseluruhan, bagi setiap masyarakat yang tinggal di kecamatan Nanggung, bukan suatu yang tidak mungkin perusahaan dapat menjawab apa yang sebenarnya di inginkan oleh khalayak yang menjadi sasarannya. Transparasi tersebut dapat berjalan dengan baik apabila ANTAM melakukan pendekatan melalui komunikasi yang baik dan berkelanjutan.
Seringkali suatu perusahaan berkali-kali membuat suatu program CSR yang sama dengan sebelumnya, yang  telah terpenuhi atau bukan menjadi apa yang dibutuhkan masyarakat sekitar. Berdasarkan pada Peraturan Menteri BUMN nomor 05/MBU/2007 Antam melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Melalui PERMEN tersebut ANTAM menyisikan laba bersih 2% untuk suatu Bantuan Program Bina Lingkungan meliputi : pendidikan dan pelatihan, kesehatan, sarana/prasarana umum, sarana ibadah, bencana alam, dan pelestarian alam. Bantuan dana Program Kemitraan meliputi beberapa sektor antara lain: perdagangan, peternakan, pertanian, perkebunan,jasa, dan sektor lainnya.
Seharusnya program kerja yang bagus tersebut dapat menghasilkan yang bagus pula, tetapi mengapa hal tersebut tidak sesuai dengan kepuasan yang didapati oleh masyarakat yang ada di sekitar wilayah pertambangan. Sekali lagi saya tekankan hal ini karena tidak adanya atau kurangnya komunikasi yang transparasi bersifat berkelanjutan. Sehingga tidak adanya bentrokan yang sering terjadi antara aparat keamanan dengan pihak masyarakat di sekitar wilayah pertambangan, khususnya kecamatan Nanggung.

Solusi Pengembangan Program
ANTAM merupakan perusahaan besar milik negara, dimana perusahaan tersebut telah menggunakan ISO 26000 sebagai rujukannya. Seharusnya dengan standart yang berskala internasional pengamplikasian dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Dan hasil yang di dapat memberikan citra positif bagi para publik internal dan eksternal.
Seperti yang telah saya ulas sebelumnya, bahwa berjalannya suatu komunikasi yang transparasi dan berkalanjutan amatlah sangat penting di lakukan. Karena hal ini dapat menjawab pertanyaan, dan memberikan solusi atas permasalahn yang terjadi di sekitar penambangan gunung pongkor. Seperti apa komunikasi yang transparasi dan berkelanjutan di lakukan.
Pertama adalah, melakukan survei yang terpercaya ,terjalinnya komunikasi yang harmonis sehingga mampu terjalinya pendekatan, sehingga hasil surver nantinya merupakan suara yang mewakili seluruh masyarakat yang menjadi sasaran perusahan. Kedua, jiwa-jiwa sosial, yang tidak sama sekali terbersit untuk mengambil benefit dari program yang sifatnya sosial. Ketiga, adalah berkesinambungan, suatu harmonisasi yang telah tercipta harus dipelihara, hal ini guna mempertahankan kredibilitas publik terhadap perusaha, dan selalu dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan yang di inginkan publik terhadap masyarakat.
Lebih lanjut, perlu memberikan solusi atas masalah ekonomi yang dialami masyarakat sekitar melalui pembinaan dan pelatihan bisnis (coaching bussiness) guna memperbaiki taraf hidup masyarakat. Karena konflik yang terjadi penambangan liar gunung pongkor karena masyarakat merasa diambil pendapatannya oleh negara Memberikan pengertian atas bahaya yang dilakukan dari penambangan liar, dan memberikan solusi atas permasalahan ekonomi. Diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat demi terciptanya kondisi yang aman dan ramah. 

Translate

More

Search This Blog

Ujang Rusdianto

Ujang Rusdianto
Consultant / Trainer / Public Speaker / Lecturer UMN / Owner Kasa 1 Indonesia

Kontak

Riveira Village
Jl. Riveira Barat No. 27
Tangerang, Banten
Telp : (021) 2222 8658
Mobile : 0878-3855-1988 (Whatsaap)
0821-1376-0538